TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Pertemuan Buah Hati {2}



Pertemuan Buah Hati {2}

0"Jadi seperti ini, Selir Lim. Selir Cheng itu, meski nyatanya jika dia telah bercinta dengan semua petinggi istana. Ah maksud hamba, hampir semua petinggi istana, tapi Selir Cheng tidak aka nasal bercinta begitu saja. Dia kalau sosok yang diajak bercinta bukanlah sosok perkasa pasti tidak akan dia ulangi lagi. Dan buktinya, Penasihat Li bercinta dengan Selir Cheng bahkan berkali-kali sebelum dia ditegur oleh Yang Mulia Raja, bukan? Itu membuktikan kalau Penasihat Li perkara,"     
0

"Lantas apakah ada hubungannya dengan kepiyawaiannya dalam masalah ilmu bela diri? Aku rasa apa yang kau jelaskan ini hanyalah berkisar dengan masalah ranjang, tidak lebih dari itu dan tidak kurang. Sebuah hal yang hanya membuang-buang waktu dan membuatku bingung, apa bagusnya dari itu semua?"     

Lee Huanran tampak menggaruk tengkuknya yang tak gatal, dia sama sekali tak menyangka jika menurut penelitiannya hal itu benar-benar tidak ada hubungannya sama sekali. untuk kemudian, dia menghela napas panjang, memandang Lim Ming Yu serta Zhao Mimi yang sudah memandangnya dengan mimik wajah kesal mereka. Lagi, Lee Huanran tampak tersenyum lebar, sebuah hal yang tidak sama sekali berada di dalam rencananya namun keluar dari mulutnya dengan sangat sempurna.     

Dia sama sekali tidak ingin memuji Li Zheng Xi, tidak sama sekali. hanya saja dia merasa jika memang Lo Zheng Xi memiliki kekuatan besar yang tak kalah dari Jiang Kang Hua. Meski kekuatannya bukan masalah adu otot atau semacamnya karena Li Zheng Xi berasal dari langit. Pasti Penasihat Raja itu memiliki kekuatan sihir yang cukup besar.     

"Namun, mengatakan jika Penasihat Li sangat lemah memang bukan hal yang patut dibenarkan sama sekali. bagaimana tidak, dia adalah laki-laki yang berasal dari langit, dan kebanyakan umumnya Dewa memiliki kekuatan besar, bukan kekuatan tempur yang mungkin sering kita lihat pada umumnya. Namun kekuatan yang lainnya juga. mereka memiliki sihir, mereka memiliki ilmu tenaga dalam yang tinggi, dan sekali lagi, baik Yang Mulia Raja dan Penasihat Li, mereka bukan reinkarnasi, melainkan diturunkan ke bumi dari bentuk bayi mereka. kekuatan mereka pastilah masih utuh di dalam diri mereka selain ingatan mereka,"     

"Sepertinya memang aku telah keliru mengatakan hal yang sedikit kasar, Dayang Lee, maafkan aku. Hanya saja aku merasa masih kurang dengan kekuatan mereka. tidak ada Yang Mulia Raja itulah yang membuatku sangat risau."     

"Apa yang membuatmu risau padahal takdir sudah tertulis jelas apa yang akan terjadi nantinya, Selir Lim?"     

Semua yang ada di sana menoleh, mereka agaknya kaget mendengar suara berat nan serak itu, terlebih melihat sosok itu. mengenakan jubah kebesarannya berwarna putih, yang biasanya ketika di alam iblis jubah kebesarannya selalu berwarna hitam, mahkotanya tampak sangat agung dan mewah. Tampilan serba putihnya benar-benar sangat luar biasa sekali, bahkan wajahnya yang dulu terkesan dingin dan tajam, tampak sangat lembut dan menenangkan.     

Spontan semuanya langsung bertekuk lutut di depan sosok itu, air mata mereka tumpah ruah menjadi satu. Sebuah hal yang mustahil jika melihat sosok yang ada di depan mereka ini datang, namun demikian mereka agaknya masih bisa untuk sekadar mengerti jika semuanya akan baik-baik saja setelah ini.     

"Yang Mulia, hormat kami, Yang Mulia!" kata mereka setengah berseru. Chen Liao Xuan tampak tersenyum tipis, kedua tangannya masih setia dia ikat di belakang punggung, di belakangnya ada Li Qian Long yang dengan setia mendampingi, kemudian Chen Liao Xuan melirik pada kamar Lim Ming Yu.     

"Putra mahkota, aku mendengar jika dia sudah lahir di dunia? Jika benar, bisakah aku melihatnya? Raja Langit telah menitipkan hadiah kecil untuknya, sebagai tanda jika dia memiliki darah keturunan langit yang sangat nyata,"     

Lim Ming Yu tampak terkesiap kemudian dia menganggukkan kepalanya, berdiri dan mempersilakan Chen Liao Xuan beserta dengan Li Qian Long masuk ke dalam kediamannya.     

Setelah itu, dia mengambil putranya, menunjukkan kepada Chen Liao Xuan. Melihat sosok mungil itu masih terlelap membuat Chen Liao Xuan tergugu, dia sama sekali tak menyangka jika sekarang dia memiliki seorang putra yang sangat mungil dan tampan itu.     

"Wajah Putra Mahkota kecil benar-benar mirip sekali dengan wajah Putra Mahkota ketika baru dilahirkan dulu. Hamba yakin jika nanti, Putra Mahkota kecil besarnya akan setampan Anda,"     

Chen Liao Xuan hanya tersenyum mendengar penuturan dari Li Qian Long, dia sendiri juga tidak tahu sewaktu dia bayi seperti apa. Namun melihat putranya selucu ini, agaknya dia juga merasa kalau benar apa yang dikatakan oleh Li Qian Long adalah nyata.     

"Apakah putra kita telah memiliki nama?" tanya Chen Liao Xuan kepada Lim Ming Yu.     

Lim Ming Yu yang masih tampak larut dengan emosinya itu langsung menggelengkan kepalanya kuat-kuat.     

"Putra Mahkota kecil masih belum memiliki nama, Yang Mulia. Sebab waktu lahir, Penasihat Li yang kami berikan kepercayaan untuk memberikan nama kepada Putra Mahkota kecil. Tapi Penasihat Li berkata jika jangan dulu, dia yakin kalau Yang Mulia akan datang dan memberikan nama kepada putra kita. jadi, hamba pun menuruti apa yang Penasihat Li perintahkan itu, dan siapa sangka jika hal itu benar terjadi. sekarang, hamba bisa melihat Yang Mulia secara nyata di depan hamba seperti ini, sebuah hal yang ada di luar nalar tapi hamba sangat bahagia."     

Chen Liao Xuan kembali tersenyum, tapi Lim Ming Yu tahu jika senyum itu tampak berbeda. Tubuh Chen Liao Xuan tampak kurus, mimik wajahnya benar-benar menggambarkan kesedihan yang tak terhingga, seolah benar apa yang dikatakan oleh semua orang itu nyata. Jika Chen Liao Xuan tak akan mampu hidup tanpa ada Liu Anqier di sisinya.     

"Yang Mulia, apakah Anda sehat? Apakah Anda bahagia dan banyak cukup istirahat di istana langit? apakah semuanya baik-baik saja?" tanya Lim Ming Yu yang agaknya cemas. Dia hendak menyentuh tangan Chen Liao Xuan, tapi Chen Liao Xuan sengaja menghindar. Lagi, Chen Liao Xuan kembali tersenyum.     

"Aku tidak apa-apa…," jawabnya kemudian. Dia memiringkan wajahnya memandang Li Qian Long dengan tatapan sendunya itu. "Dewa Li, apakah kau punya nama untuk putraku? Jika kau memiliki satu nama yang indah yang melambangkan doa, aku akan mengizinkanmu memberikan nama itu kepada putraku," pinta Chen Liao Xuan.     

Mendengar hal itu, Li Qian Long tampak tersenyum, dia langsung menundukkan pandangannya dengan sangat sopan.     

"Maafkan hamba, Putra Mahkota. Akan tetapi, hamba tidak memiliki wewenang untuk itu. hamba yakin, jika Putra Mahkota telah memiliki satu nama yang pas untuk Putra Mahkota kecil, dan nama itu akan menjadi nama yang akan menjadi lambang kebahagiaan Yang Mulia,"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.